Selasa, 19 April 2011

2. Manusia dan Keindahan(Tarian soka yang ampir punah)

Pengertian Keindahan

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman dan perkembangan peradaban teknologi, social, dan budaya. Karena itu, dapat dikatakan bahwa keindahan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Di mana pon, kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hulcum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagi sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya 'symmetria' untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat dan arsitektur ) dan hannonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik).

Untuk menjawab "apakah keindahan itu" banyak sekali jawabannya. Karena itu dalam estetika modem orang lebih suka berbicara tentang seni dan dan pengalaman estetik, karena ini bukan pengalaman abstrak melainkan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empirik dan penguraian yang sistematik.

Studi Kasus :

Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keaneragaman suku dan kesenian. Berbagai macam seni tari tang ada di Indonesia merupakan manifestasi bentuk keindahan yang harus dilestarikan. Contohnya adalah Tarian Soka.

Tarian Soka

Tarian ini berasal dari Desa Sari Kecamatan Sape Bima. Soka telah dikenal seiring dengan masuknya islam dikecamatan tersebut, menurut catatan sejarah bahwa islam masuk ke Bima melalui kecamatan sape yang dibawa oleh para mubaligh dari Gowa dan Makasar.

Sampai sekarang bukti sejarah dapat ditemukan dalam sebuah prasasti di sape yang disebut “Sumpah Parapi”. Prasasti itu merupakan bukti kesetiaan para pengikut sultan pertama didalam memeluk agama islam.

Tarian Soka dipersembahkan sebagai wujud kesetiaan rakyat kepada Sultan dan menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Soka dimainkan oleh dua orang penari laki-laki dengan menggunakan tombak, diiringi dua buah gendang dan Sarone. Soka merupakan permainan ketangkasan dan di dalamnya terdapat gerakan saling menyerang dengan tombak, namun karena sudah terlatih, tidak ada satupun diantara para pemainnya yang terluka.Tarian ini sudah sangat jarang kita temui saat ini. Atraksi ini hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu dan sudah lama tak ditampilkan. Mesti ada upaya-upaya konkrit untuk pelestarian.

Solusinya sebagai warga Negara yang peduli akan kekayaan bangsa Indonesia, maka wajib bagi setiap individu melakukan pelestarian terhadap khazanah kesenian yang merupakan bentuk dari keindahan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah memperkenalkan kesenian bangsa kepada masyarakat supaya terhindar dari kepunahan. Selain itu, sangat penting memperkenalkan kesenian bangsa di lembaga pendidikan contohnya mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang bergerak dalam bidang kesenian. Keikutsertaan pemerintah sangat di harapkan demi berlangsungnya proses pelestarian kekayaan Indonesia melalui program-program yang telah disusun. Memperkenalkan kesenian Indonesia melalui media massa sangatlah penting sebagai inovasi memperkenalkan budaya yang dikemas secara menarik. Melalui media massa kebudayaan Indonesia juga dapat di perkenalkan pada Negara-negara lain. Hal yang terpenting adalah meningkatkan kesadaran dan moralitas dalam benak masyarakat Indonesia untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Sumber :

Mustofa, Ahmad. Ilmu Budaya Dasar. Pustaka Setia. Bandung. 1997

http://alanmalingi.wordpress.com/2010/02/26/tarian-soka-yang-hampir-punah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar